Minggu, 30 November 2014

Pendidikan Etika Profesi Akuntansi



Terdapat banyak perdebatan dimana pendidik mengenai apakah etika harus atau bahkan dapat diajarkan. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa pendidikan etika di perguruan tinggi dapat diajarkan dengan mengintegrasikan hal tersebut ke dalam mata kuliah tertentu, sementara pendapat lainnya mengatakan bahwa pendidikan etika harus disajikan sebagai mata kuliah tersendiri (Black et al., 2010).

Dalam pendidikan etika akuntansi, terdapat dua (2) pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan rules-based dan pendekatan principles-based.
- Pendekatan Rules-Based berfokus pada mengingat apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan berdasarkan kode etik, pendekatan ini merupakan pendekatan pengajaran yang banyak digunakan di Amerika Serikat.
- Pendekatan Principles-Based, prinsip ini lebih menekankan pada prinsip-prinsip fundamental. Pendekatan ini bertujuan untuk melatih akuntan profesional untuk menyadari situasi dan dilema etis lalu menggunakan pertimbangan etika yang semestinya untuk menghadapi masalah dam tantangan yang ada (Black et all., 2010)

Pendidikan etika sangan bergantung pada dasar etika yang dimiliki seseorang, dasar etika dalam setiap individu berbeda-beda tergantung dari latang belakang, pengalaman, budaya, dan standar moral yang dimiliki seseorang, oleh karena itu titik awal pendidikan etika seharusnya berbeda tiap individu, hal ini juga berlaku dalam pendidikan etika profesi akuntan.

Pendidikan etika profesi akuntan pada tinggat minimal adalah memperkenalkan mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan dengan kode etik yang mengatur perilaku akuntan (Rustiana, 2006). Tujuan dari diberikannya pendidikan etika profesi akuntansi kepada mahasiswa adalah (Loeb, 1988 dalam Adkins dan Radtke, 2004):
- Menghubungkan pendidikan akuntansi kepada persoalan-persoalan moral
- Mengenalkan persoalan-persoalan moral dalam akuntansi yang memiliki implikasi etis
- Mengembangkan suatu perasaan bertanggung jawab moral
- Mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam menghadapi konflik atau dilema etis
- Belajar menghadapi ketidakpastian dalam profesi akuntansi
- Sebagai tahapan untuk menapai suatu perubahan dalam perilaku etis
- Mengapresiasikan dan memahami sejarah dan komposisi seluruh aspek etika profesi akuntan dan hubungannya terhadap etika secara umum.

Loeb (1988) dan Rustiana (2006) menyatakan bahwa terdapat 5 tujuan yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan etika akuntan bila dikatkan dengan independensi, yaitu:
- Menstimulasi imajinasi mahasiswa terhadap isu-isu independensi
- Membantu mahasiswa dalam mengenali isu-isu independensi
- Memperoleh rasa tanggung jawab personal dalam diri mahasiswa tentang independensi
- Mengembangkan keahlian analitis mahasiswa agar dapat mengevaluasi isu-isu independensi
- Mengajari mahasiswa supaya dapat bertoleransi yang baik dengan pihak lain


SUMBER :

Skripsi “Analisis Persepsi Mahasiswa dan Dosen Tentang Pendidikan Etika Profesi Akuntan” oleh R.Arya Rangga Pradipta tahun 2012
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320641-S-R.%20Arya%20Rangga%20Pradipta.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar